Tulisanku

Pande_Eka .... Salam Panbers

Jumat, 27 Januari 2017

Pande Bang

Pada zaman ini para pande yang datangnya bersama Sri Kesari Warmadewa berasal dari Indonesia berdiam berkelompok di empat tempat. Yaitu:
  1. kelompok pande yang berdiam di daerah Besakih dan sekitarnya.
  2. kelompok pande yang berdiam disekitar daerah Renon (badung) dan sekitarnya.
  3. kelompok pande yang mendiami pingiran Danau Tamblingan.
  4. kelompok pande yang tingal dipejeng.
Dari keempat tempat pande yang bermukim di Danau Tamblingan mendapat perlakuan istimewa karena jenis barang yang mereka hasilkan bersifat istimewa serta skill/kepandaiannya yang mereka sangal unggul. Ada keistimewaan lain pada mereka yaitu mereka dibebaskan dari segala pajak yang mestiya harus dibayar oleh penduduk.
Terpecahnya warga pande yang bermukim  di Danau tamblingan karena pada saat itu Raja Sri Tapolung yang bergelar ”Bhatara Cri Asta Asura Ratna Bumi Banten” menyatakan dirinya tidak lagi tunduk kepada kekuasaan Raja Jawa ( Majapahit ). Sehingga raja majapahit menghukum atas sikapnya, Raja Majapahit Sri Hayam Wuruk mengirim pasukan untuk menyerang Bali. Sasaran utamanya adalah warga Pande yang ada di Danau Tamblingan karena diangap senjata-senjata penguasa Sri Tapolung berada di daerah ini. Penduduk lainnya yang berada dipingiran Danau Tamblingan ikut melahirkan diri dan kebanyakan dari mereka menyembuyikan diri ke hutan sebelah barat danau (daerah Gobleg).
Penguasa Bali kemudian setelah Sri Tapolung yaitu Dalem Semara Kepakisan (Dalem Ketut Ngulesir) yang memerintah Bali dari istananya di Gelgel merasa perlu untuk memanggil kembali para pande yang telah lari meningalkan danau Tamblingan agar kembali ke asalnya.
Demikianlah keadaan dari keempat kelompok pande Bang pada zaman Sri Kesari Warmadewa sampai zaman Pejeng. Keempat kelompok yang mengikuti Sri Kesari Warmadewa tersebut dinamakan pande bang termasuk didalam Pande Bangke Maong, alias Pande Tamblingan. Ada dolemik dalam masyarakat Bali setelah kehancuran kerajaan pejeng tentang nama Pande Bangke Maong. Julukan ini diberikan kepada kelompok pande yang kalah perang bahwa mereka mati nantinya mayatnya akan menjadi maong.
Demikian bencinya para penguasa baru kepada para pande sehinga nama Pande Bangke Maong menjadi momok/menakutkan bagi seluluh keluarga pande dan mereka menghindari dirinya disebut Pande Bangke maong.Penguasa akan membunuh pande yang benar-benar adalah keturunan Pande bangke Maong. Kemudian muncul semacam sanggahan halus dari para pande yang menyatakan bahwa pengucapan Pande Bangke Maong  sebenarnya adalah Pande Bang Kemaong (pande bang saja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar